Blogger Layouts

Akibat Tsunami, Ekspor Udang Sidoarjo ke Jepang Anjlok

| Jumat, 18 Maret 2011 | 0 komentar |

Dampak tsunami Jepang diperkirakan juga banyak berimbas pada nilai ekspor perikanan Indonesia. Gempa dan tsunami yang mengguncang Jepang membawa pengaruh terhadap ekspor udang dari Sidoarjo. Pasca Tsunami, permintaan import udang dari Jepang mengalami pengurangan.

   
  
Kata H Ali Ridlo, salah satu pengepul udang asal Sidoarjo, dalam sebulan biasanya permintaannya antara tiga sampai lima ton. "Pasca tsunami, pihak perusahaan di Jepang minta untuk jatahnya dikurangi," ujarnya Rabu (16/3/2011).

Dia menambahkan, beberapa perusahaan Jepang selama ini langsung mengambil udang ke Sidoarjo. Seperti PT SK Food, PT Matsumaya dan beberapa perusahaan lainnya. Kebanyakan dari mereka mengambil udang budidaya organic yang dikembangkan oleh petambak Sidoarjo.

Iwan Hamzah, salah satu petambak Sidoarjo lainnya menyatakan, udang-udang milik petambak biasanya langsung diambil oleh perusahaan Jepang melalui salah satu pengepul di Sidoarjo yang selama ini bekerjasama dengan beberapa perusahaan Jepang.

"Pengusaha Jepang, selama ini berminat untuk mengambil udang yang dibudidayakan secara organic dari pada non organic yang menggunakan bahan-bahan kimia," tandasnya.

Dia juga memaklumi ada penurunan permintaan, karena di Jepang sejumlah pabrik juga tersapu tsunami. Ucap dia, udang yang biasa diekspor ke Jepang jenisnya udang windu, meski ada udang jenis lain, seperti vaname. Namun, permintaan terbesar adalah udang windu organik.


"Sebenarnya, selama ini permintaan udang windu organic cukup besar, namun petambak Sidoarjo belum bisa mencukupi karena belum semua petambak menerapkan budidaya udang organic," katanya.

Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi dan ESDM, Maksum menyatakan, dampak pasca Tsunami di Jepang, ekspor udang dari Sidoarjo sejauh ini belum ada permintaan penurunan. Tapi belum tahu beberapa hari kedepan. "Sampai sekarang penurunan permintaan, belum signifikan," terang dia.

Lilly, Kucing Manis Pendeteksi Serangan Epilepsi

| | 0 komentar |

Serangan epilepsi membuat Nathan Cooper, 19, berisiko mengalami kematian mendadak. Tetapi seorang kucing betina bernama Lilly, berhasil menyelamatkannya dengan melakukan deteksi awal serangan epilepsi.
Lilly seperti memiliki sistem medis peringatan dini yang sangat sensitif. Kucing itu bisa mendeteksi serangan epilepsi beberapa minggu sebelum serangan terjadi. Bahkan, Lilly akan memberikan peringatan pada orangtua Nathan dengan nada mengeong yang berbeda dari biasanya.

"Secara normal, Lilly adalah kucing yang sangat tenang. Tetapi ketika Nathan akan mengalami serangan epilepsi, Lilly akan berlari kencang menuruni tangga dan mengeong dengan sangat kencang," kata ibu dari Nathan, Tracey, seperti dikutip dari Daily Mail.

"Lilly tampaknya memiliki semacam indera yang membuatnya mengetahui sesuatu hal sebelum hal itu terjadi. Tentu saja ini sangat membantu kondisi Nathan, ia bisa saja jatuh atau terbentur saat serangan epilepsi datang," katanya.

Keluarga yang tinggal di Bournemouth, Inggris ini, sudah memelihara Lilly selama satu tahun. Tracey percaya, kucing berusia 14 bulan itu menyelamatkan nyawa anaknya lebih dari satu kali.

"Pertama kali saat Lilly berada di dekat Nathan dan serangan muncul, Nathan sempat mengalami henti bernapas. Lilly terlihat sangat gelisah. Kucing itu lalu menjilat mulut Nathan dan anakku mulai bernapas kembali. Saat ini Lilly tidak pernah jauh dari Nathan," kata Tracey.

Kondisi ini diceritakan Tracey pada staf rumah sakit tempat Nathan melakukan pemeriksaan. Tetapi staf rumah sakit mengatakan kepada Tracey dan suaminya Simon, tidak pernah mendengar hewan peliharaan bisa memiliki kemampuan mendeteksi serangan epilepsi.

Beberapa ahli mengungkap kalau kemungkinan bahwa indera penciuman yang sensitif pada anjing dan kucing bisa membantu mereka mendeteksi perubahan zat kimia yang bersifat halus dalam tubuh manusia. (Vivanews.com)
 
Bloody Stabbing Knife